Nama : Dani Hamdani
NPM : 16209229
Kelas : 4EA08
NPM : 16209229
Kelas : 4EA08
ETIKA
BISNIS (Tugas 1)
Adat Kebiasaan Suku Baduy
Provinsi Banten merupakan salah satu
wilayah Sunda setelah Jawa Barat. Saya merupakan keturunan asli Sunda, saya tinggal
di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak-Banten. Provinsi Banten juga memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat
tradisi yaitu Suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes, Kec. Leuwidamar, Kabupaten
Lebak. Masyarakat Sunda mempunyai adat istiadat terun-menurun dari nenek moyang
masyarakat Sunda, diantaranya yaitu “Upacara Adat Masa Kehamilan, Masa
Kelahiran, Masa Anak-anak, Perkawinan, Kematian, dll”.
Dalam tulisan ini saya
akan menjelaskan secara singkat tentang adak kebiasaan masyarakat Suku Baduy. Suku
Baduy merupakan masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat dari para
leluhurnya, disana tidak terdapat sentuhan modern sedikitpun. Tidak adak
listrik ataupun alat elektronik lainnya.
Suku
Baduy terletak di Desa Kanekes Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak Banten. Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu Tangtu, Panamping, dan Dangka.
a.
Kelompok Tangtu (Baduy Dalam).
suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih terisolir dan belum masuk kebudayaan luar. Memiliki kepala adat yang membuat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi biasa disebut Pu’un. Orang Baduy dalam tinggal di 3 kampung,yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik.
suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih terisolir dan belum masuk kebudayaan luar. Memiliki kepala adat yang membuat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi biasa disebut Pu’un. Orang Baduy dalam tinggal di 3 kampung,yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik.
b.
Kelompok Masyarakat Panamping (Baduy Luar),
mereka tinggal di desa Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, yang mengelilingi wilayah baduy dalam. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. suku Baduy Luar biasanya sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. selain itu mereka juga sudah mengenal kebudayaan luar, seperti bersekolah.
mereka tinggal di desa Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, yang mengelilingi wilayah baduy dalam. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. suku Baduy Luar biasanya sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. selain itu mereka juga sudah mengenal kebudayaan luar, seperti bersekolah.
c.
Kelompok Baduy Dangka,
mereka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).
mereka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).
Mata pencarian masyarakat Baduy yang paling utama adalah bercocok
tanam padi huma dan berkebun serta membuat kerajinan koja atau tas dari kulit
kayu, mengolah gula aren, tenun dan sebagian kecil telah mengenal berdagang.
Kepercayaan yang dianut masyarakat Kanekes adalah Sunda Wiwitan. Didalam
baduy dalam, Ada semacam ketentuan tidak tertulis bahwa ras keturunan
Mongoloid, Negroid dan Kaukasoid tidak boleh masuk ke wilayah Baduy Dalam. Jika
semua ketentuan adat ini di langgar maka akan kena getahnya yang disebut
kuwalat atau pamali adalah suku Baduy sendiri.
suku Baduy memiliki tata pemerintahan sendiri dengan kepala suku
sebagai pemimpinnya yang disebut Puun berjumlah tiga orang. Pelaksanaan
pemerintahan adat kepuunan dilaksanakan oleh Jaro yang dibagi kedalam 4 jabatan
yang setiap jaro memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Yaitu Jaro Tangtu,
Jaro Dangka, Jaro Tanggungan, dan Jaro Pamarentah. Jaro tangtu bertanggung
jawab pada pelaksanaan hukum adat pada warga tangtu dan berbagai macam urusan
lainnya. Jaro dangka bertugas menjaga, mengurus, dan memelihara tanah titipan
leluhur yang ada di dalam dan di luar Kanekes. Jaro dangka berjumlah 9 orang,
yang apabila ditambah dengan 3 orang jaro tangtu disebut sebagai jaro duabelas.
Pimpinan dari jaro duabelas ini disebut sebagai jaro tanggungan. Adapun jaro
pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat
Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh Pangiwa,
Carik, dan Kokolot Lembur atau Tetua Kampung.
Jika kita ingin menginap di
Kampung Baduy, kita juga harus siap untuk menghormati dan mematuhi peraturan
adat yg berlaku di kawasan ulayat masyarakat Baduy. Paling tidak mematuhi
peraturan yg dibuat Jaro (Kepala Desa) Kanekes, Dainah, bagi pendatang yg akan
memasuki wilayahnya.
Aturan bagi pendatang antara lain
larangan membawa tape atau radio, tidak membawa gitar, tidak membawa senapan
angin, tidak menangkap atau membunuh binatang, tidak membuang sampah
sembarangan, tidak menebang pohon, tidak meninggalkan api di hutan, tidak
mengonsumsi minuman memabukkan, dan tidak melanggar norma susila.
Khusus untuk warga asing,
diharamkan untuk masuk ke wilayah Baduy Dalam yg warganya selalu berpakaian
putih, yakni wilayah Kampung Cibep-Cikartawana-Cikeusik. Orang asing hanya
diizinkan masuk hingga ke wilayah Baduy Luar yg warganya selalu berpakaian
hitam.
Sementara itu, pada bulan Kawalu
(masa panen tiga bulan berturut-turut pada bulan Februari hingga April)
sebaiknya para turis atau wisatawan tidak pergi ke Suku Baduy atau di pending
dahulu, Baduy Dalam ditutup sama sekali untuk semua orang luar. Namun, bagi
pengunjung pada bulan Kawalu tetap bisa bertemu dengan warga Baduy Dalam saat
keluar dari kampung mereka.
Cibeo, adalah nama salah satu kampung Baduy Dalam
yang menjadi tujuan utama para wisatawan. Kampung mungil yang terletak di
pegunungan Kendeng ini terkenal dengan keaslian budaya dan adat istiadat kuno
warisan nenek moyang suku Baduy. Selain Cibeo, masih ada dua kampung
Baduy Dalam lain: Cikertawana dan Cikeusik. Tapi, lokasi keduanya lebih
sulit dijangkau dan lebih terpencil.
Adat Baduy yg sangat membatasi
sentuhan dgn dunia modern, terutama pada listrik, dan peralatan elektronik
lainnya juga memaksa pengunjung yg akan menginap harus melengkapi peralatan yg
relatif banyak, terutama membawa senter untuk memudahkan saat ke kamar kecil
pada malam hari.
Jaket cukup membantu untuk mengusir
hawa dingin di perkampungan Baduy yg memiliki ketinggian di atas 500 meter di
atas permukaan laut ini. Kantong tidur pun tidak ada salahnya dibawa untuk
membantu menghangatkan badan ketika tidur pada malam hari.
Malam di Baduy sangat dingin. Rasa
dingin itu sangat menusuk tulang karena warga Baduy tidurnya di lantai
panggung, bukan di atas dipan.
Apabila kita menginap di
perkampungan Baduy Luar, kita bisa menggunakan sabun atau sampo ketika mandi.
Di Baduy Dalam kedua benda itu pantang dipakai. Obat-obatan pribadi harus
dibawa, terlebih karena di dalam perkampungan Baduy tidak ada puskesmas atau
apotek. Jadi, kalau sudah siap masuk ke kawasan Baduy, jangan lupa menyelesaikan
segala urusan di kota terlebih dahulu karena akan sulit mendapatkan sinyal
telepon seluler.
A guide to playing the classic classic playing metal band rings
BalasHapusTired of playing classic titanium element rock band revlon titanium max edition rings? Then here are our 10-step steps for a 1xbet more titanium post earrings modern and more exciting journey. is titanium lighter than aluminum